Inilah Sosok Peraih Nilau UN Tertinggi, Sssst Rahasianya "Dilarang Pacaran"



Riany KP. Perempuan cantik ini peraih nilai ujian nasional (UN) 2016 tertinggi kelompok jurusan Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) se-Sumbar

Kemarin pagi (8/5), Padang Ekspres (Jawa Pos Group) mewawancarai siswa SMAN 1 Padang yang akrab dipanggil Nisa tersebut. Mengenakan seragam sekolah batik didampingi ibunya, Antina Maskami, Nisa terlihat begitu senang.

“Awalnya sempat kaget dan nggak percaya. Terlebih, kunci soal banyak yang beredar di sekolah-sekolah lain sehingga sempat membuat konsentrasi terganggu,” aku Nisa kepada Padang Ekspres di taman sekolah yang megah tersebut.

Dia meraih total nilai UN 535 (rata-rata 89,16) untuk enam mata pelajaran yang diujikan itu. Memang, lanjutnya, sejak awal bertekad meraih nilai terbaik dalam UN. Makanya, jauh-jauh hari sebelum UN, dia sudah belajar keras dengan mengurangi waktu bermain. Semua itu diiringi dengan doa.

“Saya angkatan terakhir kelas CI (kelas akselerasi, red) di SMAN 1 Padang,” katanya. Lewat kelas ini, dia bisa menghemat waktu setahun dalam menempuh pendidikan di SMA (dua tahun tamat. Selama lima semester di kelas CI Nisa selalu ranking satu).

Diakui langganan juara kelas sejak SD dan SMP itu, belajar sudah menjadi kebutuhan sejak kecil. “Semua ini nggak lepas dari didikan kedua orangtua saya,” aku Nisa yang tinggal di Belanti Barat, Padang.

Soal strategi belajar di rumah, putri Erisnal yang sehari-hari PNS di Biro Perekonomian Setprov Sumbar ini, menerapkan pola istirahat 30 menit setelah 1 jam belajar dan seterusnya. ”Waktu istirahat diisi dengan nonton televisi dan membaca komik,” katanya.

Nisa terbiasa belajar sampai pukul 02.00. Tiga jam kemudian (pukul 05.00), Nisa bangun menunaikan Shalat Subuh. ”Alhamdulillah saya tidak pernah ngantuk selama belajar di sekolah. Kebiasaan ini sudah ditanamkan orangtua sejak SMP,” ujarnya.

Nisa pulang sekolah sekitar pukul 15.30. Sebelum pulang, Nisa Shalat Ashar berjamaah di mushala sekolah, dan dilanjutkan baca Alquran. Selepas itu, dia pulang atau mengikuti les.

Lantaran padatnya aktivitas belajar, Nisa terbiasa makan di tempat les atau bimbingan belajar. ”Supaya nggak suntuk, kadang mama mengajak refreshing ke mal, pantai, atau wisata kuliner,” kata Nisa yang mengaku lebih dekat dengan mamanya itu.

Nisa mengaku asupan gizi menentukan agar tetap fokus belajar. Makanya, orangtuanya sangat memperhatikan kandungan nutrisi. “Kalau nggak bergizi, bawaannya ngantuk dan malas,” terangnya.

Tak melulu belajar, anak tunggal ini rajin Shalat Dhuha dan Tahajud. ”Bagaimana pun ikhtiar harus dibarengi doa,” kata dara kelahiran 13 Agustus 1999 itu.

Menurut rencana, Nisa ingin melanjutkan pendidikan ke ITB. Dia memilih Jurusan Arsitek. ”Saya sejak kecil suka menggambar dan melihat-lihat bagunan bagus,” ucapnya. Guna menggapai cita-cita ini, Nisa tengah giat-giatnya belajar di salah satu lembaga kursus di Padang.

Antina Makami, 50, ibunda Anisa mengamini cerita anaknya itu. Selain kerap mengajak anaknya refreshing, dia selalu mengantar anaknya ke sekolah.

Sebagai orangtua, dia memanjakan anaknya sesuai tempatnya. ”Jika anak salah, kita sebagai orangtua wajib menegur, melarang, mengarahkan dan memberi solusi. Bila sudah begitu, dia bisa mengerti dan tidak mengulanginya lagi,” katanya.

“Nisa terbuka kepada saya. Dari hal-hal sepele sampai masalah muda-mudi. Namun, saya menekankan kepada dia jangan berpacaran, lebih baik fokus belajar,” terang perempuan asal Maninjau ini.

Antina percaya bahwa mutu lulusan bergantung kualitas para pengajar. Guru yang baik bakal menghasilkan siswa baik pula.

”Jadi, saya mengucapkan terima kasih kepada semua guru-guru di SMA 1 Padang yang telah membimbing anak saya,” terangnya 

(Sumber:forum.suara.com)