Jika Belum Bertemu Dengan Jodohmu Tetaplah Bersyukur, Jodoh Allah yang Menentukan!!



Mudah-mudahan saudara tidak termasuk di antara yang protes saat membaca judul tulisan ini. Mari kita perbanyak waktu untuk bertafakur tentang nikmat dari Allah, supaya tidak timbul rasa kurang.

Sungguh banyak sekali yang seharusnya disyukuri.“Dan apabila kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya.” (QS. Ibrhm [14]: 34) Jadi, bersyukur ini tak terkecuali bagi saudara yang belum bertemu jodoh. Mungkin ada yang protes,”Aa, bersyukur apanya?” Bersyukurlah karena memiliki waktu lebih banyak untuk berduaan dengan Allah.

Sebagaimana bagi yang tidak atau belum dikaruniai anak, juga seharusnya bersyukur. Karena saat memiliki anak belum tentu kebaikan kita bertambah, dan belum tentu semakin mendekat kepada Allah. Mungkin Allah mengetahui kalau kita tidak atau belum siap diberi amanah. Itu bukanlah masalah. Siti Aisyah tidak punya anak, dan tidak berkurang kemuliaannya.

Tetaplah tenang bagi yang belum bertemu jodoh. Jangan sedih atau mengeluh,”Ah, saya nggaklaku.” Tapi seharusnya waktu yang ada dimanfaatkan mendekat kepada Allah. Daripada hati kita berbagi dengan makhluk, jauh lebih baik cinta kita sepenuhnya diberikan kepada Pencipta makhluk.

Amat mudah bagi Allah membuat seseorang menaksir kita. Jangan merasa: “Tapi wajah saya kurang menarik.” Sebab yang begitu kufur nikmat. Kita diciptakan sedemikian lengkapnya. Teruslah mendekat kepada Allah. Dia-lah yang menentukan jodoh bagi kita. Nanti bagi yang ditakdirkan Allah sebagai jodoh kita akan jadi tertarik saja.

Misalkan ada yang bilang hidung kita kurang mancung. Tapi kata seseorang yang ditakdirkan Allah sebagai jodoh, hidung kita ini seksi. Atau ada yang bilang bibir kita tebalnya bersaing dengan ban mobil. Tapi kata yang nanti ditakdirkan jodoh, “Inilah bibir idaman.”

Sungguh mudahbagi Allah yang menciptakan setiap hati, dan menciptakan rasa suka. Oleh sebab itu, tidak ada waktu untuk mengeluhkan tubuh atau apa pun, bila kita belum bertemu jodoh. Tetap dan teruslah bersyukur, dan makin mendekat kepada Allah.

Sahabatku. Saya pernah membaca dalam sekian tulisan tentang para ulama yang menghidupkan malamnya bersama Allah. Mereka yang mengetahui lezatnya berduaan dengan Allah, ketika sudah punya pasangan terkadang jauh lebih menikmati kesendirian. Kecuali bagi yang memang sudah punya kewajiban.

Maka,beruntunglah bagi yang belum punya pasangan. Karena bisa lebih rajin dan lebih asyik berduaan dengan Pencipta langit dan bumi. Nanti ketika cinta kita kepada Allah sudah bagus, tiba waktunya Allah akan mengaruniai kita jodoh.

Tapi kalau pun sampai kita meninggal tidak diberi pasangan, maka terimalah dengan ridho dan tetap bersyukur. Karena semua ketentuan Allah bagi kita pasti yang terbaik, dan suka-suka Allah Yang Mahabaik memberi jodoh atau tidak. Hidup di dunia ini tidaklah lama. Yang penting selama hidup kita akrab dengan Allah, dan setelah meninggal diberikan surga. Berjumpa dengan-Nya.

Jangan sampai hanya dikarenakan di dunia ini kita belum atau tidak diberi pasangan, lalu sepanjang waktu dipakai untuk tidur. Setiap hari iri dan dengki pada yang sudah diberi, dan minder kalau ada yang bertanya “Kapan menikah?” Lama-lama jadi suka menangis saat melihat orang lain bersama pasangan dan anaknya. “Ya Allah, Engkau tidak adil.” Padahal kalau Allah mau mengadili, dari kemarin kita sudah disambar petir. Jangan sampai kita kufur nikmat di dunia, dan di akhirat direbus. Naudzubillaahi mindzalik.

Sahabatku. Hanya orang-orang yang kufur nikmatlah yang tidak bahagia. Terlepas apakah dia dikaruniai pasangan atau pun tidak. Kalau kita tenggelamkan hati dengan mengingat-ingat karunia Allah, maka hati ini akan menjadi lembut. Kita bisa terisak-isak menangis. Bukan tangis keluh-kesah atau kecewa, tetapi tangisan syukur dan bahagia. Karena tidak ada yang bisa kita kecewakan dari perbuatan Allah. Orang yang kecewa hanya orang yang kufur nikmat.