shareinfomanfaat.blogspot.com - Firman Allah swt : “ Wanita-wanita yang di thalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru “. (QS.Al-Baqarah : 228) Seorang istri yang sedang mengandung, maka masa iddahnya sampai dia melahirkan. Apabila istri tersebut termasuk orang yang masih mempunyai haid, maka ia di perintahkan untuk beriddah selama tiga kali haid dan iddahnya berakhir dengan kesuciannya dari haid yang ketiga. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat 228.
Madzhab syafi’i berpendapat bahwa, ia beriddah dengan tiga kali suci dan iddahnya berakhir dengan berakhirnya kesucian mereka yang ketiga. Sedangkan menurut pendapat madzhab hanafi, yang dimaksud tiga kali quru adalah tiga kali haid secara sempurna, sehingga haid yang terjadi di awal masa iddah tidak akan diakui. Sebab yang wajib adalah beriddah dengan tiga kali haid secara sempurna.
Sedangkan masa iddah untuk wanita yang belum haid karena masih kecil atau dibawah usia sembilan tahun, atau wanita tua yang menopause (darah haidnya telah berhenti), atau wanita yang telah baligh berdasarkan usianya, namun belum haid, maka mereka beriddah dengan menghitung sebanyak tiga bulan qamariyyah. Masa iddahnya berakhir dengan berakhirnya tiga bulan dari tanggal permulaan iddah baginya. Hal ini berdasarkan firman Allah swt :
‘’ Dan perempuan-perempuan yang putus asa dari haid diantara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bulan, dan begitu pula perempuan-perempuan yang tidak haid “. (QS.At-Talaq :4)
Demikianlah masa iddah yang diberlakukan kepada seorang wanita ketika di thalak suaminya. Hendaklah setiap wanita memperhatikan dan memahami ilmu ini sehingga ketika mengalami perceraian dengan suaminya, maka ia tidak bingung menentukan masa iddahnya dan tidak melanggar hukum syara yang telah di tentukan.[shareinfomanfaat.blogspot.com]