Wahai Para Orang Tua, Jangan Abaikan Anak-anakmu Karena Merekalah Yang Bisa Buat kamu Bahagia,Renungkanlah!



Kita selalu berhutang banyak cinta pada anak-anak. Sering, kita memarahi mereka waktu kita capek. Kita membentak mereka padahal mereka belum benar-benar memahami kesalahan yang mereka kerjakan. Kita membuat mereka menangis karena kita mau lebih dipahami serta didengarkan. Namun seburuk apa pun kita memperlakukan mereka, segalak apa pun kita pada mereka, semarah apa pun kita pernah membentak mereka... Mereka bakal terus mendatangi kita dengan senyum kecilnya, menghibur kita dengan tawa kecilnya, menggenggam tangan kita dengan tangan kecilnya... Seakan semuanya baik-baik saja, seakan tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya... Mereka selalu mempunyai banyak cinta untuk kita, walau seringkali kita tidak membalas cinta mereka dengan cukup.

Kita senantiasa berhutang banyak kebahagiaan untuk anak-anak kita. Kita katakan kita bekerja keras untuk kebahagiaan mereka, namun sebenarnya merekalah yang malah membahagiakan kita dalam lelah di bekas saat serta tenaga kita. Kita terasa bahwa kita dapat menghibur rasa sedih mereka atau meniadakan air mata dari pipi-pipi kecil mereka, namun sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan... Merekalah yang senantiasa sukses buang kesedihan kita, melapangkan kepenatan kita, meniadakan air mata kita.

Kita senantiasa berhutang banyak saat perihal anak-anak kita. Dalam 24 jam, berapakah lama saat yang kita punyai untuk bicara, dengarkan, memeluk, mendekap, serta bermain dengan mereka? Dari saat hidup kita berbarengan mereka, seberapa keras kita bekerja untuk mendatangkan kebahagiaan sebenarnya di hari-hari mereka, melukis senyum sejati di muka mungil mereka?

Tentang anak-anak, sebenarnya merekalah yang senantiasa lebih dewasa serta bijaksana dari pada kita. Merekalah yang senantiasa mengajari serta menuntun kita jadi manusia yang tambah baik setiap harinya. Seburuk apa pun kita juga sebagai orang-tua, mereka senantiasa siap setiap saat untuk jadi anak-anak paling baik yang pernah kita mempunyai.

Kita selalu berhutang pada anak-anak kita... Anak-anak yang setiap hari jadi korban dari begitu buruknya langkah kita mengelola emosi. Anak-anak yang terbakar residu ketidakbecusan kita waktu coba jadi manusia dewasa. Anak-anak yang memikul konsekwensi dari nasib jelek yang sehari-hari kita buat sendiri. Anak-anak yang mungkin saat depannya terkorbankan gara-gara kita tidak dapat membuat masa depan kita sendiri.

... Namun mereka terus tersenyum, mereka terus berikan kita banyak cinta, mereka selalu coba bikin kita bahagia.

Jadi dekaplah anak-anakmu, tataplah mata mereka dengan kasih sayang serta penyesalan, katakan pada mereka, " Maafkan untuk hutang-hutang yang belum terbayarkan... Maafkan bila seluruhnya hutang ini sudah bikin Tuhan tidak sudi. Maafkan karena cuma pemaafan serta kebahagiaan kalianlah yang dapat bikin hidup bapak serta ibu tambah baik dari sebelumnya... Lebih baik dari mulanya. "