Menunda mandi junub? Hadapilah hal ini.
Mandi junub adalah mandi yang dilakukan untuk membersihkan diri dari hadas besar, seperti menstruasi. Apabila menstruasi telah selesai maka seorang wanita diwajibkan untuk mensucikan dirinya. Menunda mandi junub berarti menunda mensucikan diri sehingga ia tidak dapat melaksanakan ibadahnya.
Akan tetapi sangat jarang perempuan menunda untuk mandi junub usai m3ntru4si. Karena perempuan yang sudah suci mempunyai kewajiban untuk membayar hutang sholat yang mungkin pada saat keluarnya darah menstruasi, bersamaan juga dengan masuknya waktu sholat. Otomastis ia harus mengganti sholat yang sudah ia tinggalkan saat bersamaanya darah menstruasi keluar.
Menunda mandi junub ini sering terjadi pada pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan intim. Mereka sering menunda mandi junub karena setelah melakukan hubungan suami istri, mereka langsung melanjutkan tidur.
Bagi seorang yang sudah menikah, melakukan mandi junub adalah hal yang biasa. Tapi apakah mandi junub yang dilakukan selama ini sudah benar?. Benar dalam arti tidak menunda-nunda saat mandi junub. Sebuah kitab yang shahih terdapat bagian yang menjelaskan tentang ancaman menunda mandi junub tanpa alasan. Isi dari penjelasan itu adalah ketika seseorang menuda mandi junubnya maka ia tidak akan didekati oleh malaikat yang bernama rahmat.
Dalam kitab tersebut dituliskan sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan, bahwa terdapat tiga orang yang tidak akan didekati oleh malaikat Rahmat yakni orang mabuk, orang junub, dan orang yang berlumuran minyak wangi bernama khaluq. Ketika seseorang akan mandi junub maka ia harus menetapkan niat mandi junub terlebih dahulu.
Al Hafizh menjelaskan maksud dari hadits tersebut. Malaikat yang dituliskan dalam hadits tersebut adalah malaikat yang memberikan berkah dan rahmat, bukan malaikat pencatat perbuatan atau pengawas karena mereka akan selalu bersama kita dalam keadaan apapun.
Berdasarkan hadits tersebut dapat diketahui bahwa ketika seseorang menunda mandi junub tanpa adanya alasan yang jelas, sebagai contohnya adalah menyepelekan atau malas, maka malaikat rahmat tidak akan mendekati orang tersebut. Kemudian muncul pertanyaan baru, apakah setelah berhub*ungan kita harus langsung mandi junub atau bagaimana.
Hal ini juga dicontohkan oleh Rasulullah. Setelah beliau melakukan hajat dengan istrinya terkadang beliau tidak langsung mandi junub tapi juga terkadang beliau langsung mandi junub. Apabila beliau tidak langsung mandi junub, maka beliau langsung wudhu terlebih dahulu sebelum tidur.
Menunda mandi junub, ini ancamannya telah dituliskan dalam hadits Muslim yang menjelaskan bahwa setelah berhubungan suami istri, Rasulullah terkadang mandi junub langsung tapi terkadang juga tidak, dengan catatan apabila tidak langsung mandi junub maka beliau wudhu sebelum tidur.
Apabila kita lihat dari hadits lain, maka terdapat ancaman dalam menunda mandi junub tanpa adanya alasan yang mengikuti. Hadits tersebut memiliki isi yang sama dengan hadits di atas yang menjelaskan bahwa tidak akan didekati oleh malaikat Rahmat, orang yang tidak mandi junub setelah berhubungan suami istri. Inilah ancaman dari menunda mandi junub tanpa udzur.
Hadits ini menjelaskan bahwa malaikat rahmat tidak akan mendekati tiga kaum, yakni orang junub, bangkai orang kafir, orang yang berlumuran dengan minyak wangi khaluq kecuali mereka telah berwudhu setelah melakukan hajat. Minyak wangi khaluq yang dimaksud adalah campuran dari za’faran dan lainnya namun didominasi oleh warna kuning dan merah.
Sebagai seorang muslim, hal ini perlu diperhatikan benar karena dapat mengurangi keberkahan dalam hidup kita. Malaikat rahmat adalah malaikat yang memberikan berkah dan rahmatnya di dalam hidup kita atas ijin Allah. Apabila kita menunda mandi junub berarti kita tidak akan didekati oleh malaikat Rahmat. Jangankan diberikan keberkahan, mendekat saja malaikat tidak akan mau. Oleh karena itu, setelah melakukan hubungan suami istri maka kita harus segera mandi junub, tapi apabila kondisi atau keadaan tidak memungkinkan maka kita dianjurkan untuk berwudhu sebagai pengganti mandi junub.
Maka buat kamu pasangan suami istri, hal kecil yang mengakibatkan bencana besar ini harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai kita terlena dengan hajat kiat dengan istri. Minimal jika malas, wudhulah. Akan tetapi orang usai berwudhu pasti sudah tidak malas lagi, maka bisa langsung dilanjutkan dengan mandi junub. Semoga bermanfaat.
(Sumber:http://www.redaksione.com)