Jika Inti Dari Pernikahan Adalah Doa, Kenapa Harus Menggelar Pesta Mewah dan Berfoya-foya?



Menikah adalah momen penting dalam kehidupan setiap manusia. Di momen ini pulalah pasangan akan merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Selain pasangan yang menikah, sanak keluarga pun akan merasakan kebahagiaan yang sama.

Mungkin alasan itulah yang membuat banyak orang, khususnya di sekitar kita memilih untuk menggelar pesta pernikahan yang meriah. Tujuannya demi bisa mengabarkan dan berbagai kebahagiaan dengan orang lain. Namun, apa jadinya jika pesta yang digelar justru membuat kita membuang-buang uang dan berfoya-foya? Apa jadinya pula jika kita membuat pesta yang berlebihan bahkan tidak sesuai dengan kemampuan kita?

Pernikahan memang diharapkan hanya seumur hidup sekali, tapi apakah itu jadi alasan yang menghalalkan kita mengabaikan kemampuan diri?

Banyak sebagian dari kita yang mungkin mengidamkan pernikahan megah serta mewah seperti dalam cerita dongeng maupun layaknya artis ibukota. Namun nyatanya, banyak pula yang sebenarnya belum mampu mewujudkannya. Mungkin lantaran belum siap secara finansial tapi keinginan untuk berumah tangga dan segera merintis masa depan sudah tak dapat lagi ditahan.

Jika keadaannya memang demikian, bukankah lebih baik menahan keinginan untuk menggelar pesta yang “wah”? Mencoba untuk merefleksi diri dan bercermin kembali. Apa sih tujuan kita menikah? 

Haruskah sebuah pernikahan ditandai dengan pesta mewah yang dihadiri sanak keluarga dan teman? Bukankah inti dari pernikahan itu bukan sekadar perkara perayaan?

Menggelar pesta pernikahan adalah cara kita berbagi kebahagiaan. Namun bukan berarti kita boleh menghamburkan harta dalam semalam ‘kan?

Pernikahan memang identik dengan pesta yang meriah. Lihat saja apa yang terjadi dengan pernikahan artis-artis nan tampak di televisi. Selain itu, lihat pula apa yang terjadi di sekitar kita. Pernikahan teman atau saudara mungkin juga tak jauh berbeda.

Tapi sejenak luangkan waktu untuk merenungi. Bukankah bermewah-mewah dan menghambur-hamburkan uang tak dianjurkan Tuhan? Berfoya-foya tak pantas juga dilakukan jika di luar sana masih banyak orang yang kekurangan?

Cukuplah pernikahan dihadiri oleh orang-orang terdekat saja. Berharap doa dari keluarga, kawan, dan mereka para tamu undangan. Sepatutnya resepsi pernikahan digelar sebagai acara syukuran dan momen berbagi kebahagiaan, bukan ajang pamer harta serta kekayaan.

Jamuan makan jadi bagian dalam sebuah resepsi pernikahan. Lebih baik jika berbagi makanan diprioritaskan bagi mereka yang kekurangan.
Resepsi atau jamuan makan memang lumrah ada di dalam setiap acara, termasuk saat pesta pernikahan. Tua muda, besar kecil, kaya miskin berbaur jadi satu dan menikmati hidangan yang sama.

Di momen sebenarnya bisa jadi kesempatanmu untuk memprioritaskan mereka yang kekurangan. Selain tamu-tamu undangan, menghadirkan anak-anak yatim mungkin menjadikan momen pernikahanmu lebih bermakna. Pesta pernikahanmu bisa jadi dibuat berbeda dari selainnya. Jika begitu, niatmu untuk berbagi kebahagiaan akan terasa lunas karena mereka yang kekurangan pastilah benar-benar ikut berbahagia ‘kan?

Tak perlu berharap kado atau hadiah mewah, bukankah menikah intinya adalah ibadah?

Ketika ingin merayakan resepsi, jangan sekali-kali berharap uang sumbangan, kado, atau hadiah. Pasalnya, hal itu akan mengurangi kesakralan sebuah momen pernikahan dan pesta perayaannya. Pernikahan adalah sebuah momen suci dimana kamu dan pasanganmu mengucap janji untuk hidup sehidup semati. Jangan sampai kesucian momen itu luntur lantaran ada niat lain. Justru sebuah pesta resepsi selayaknya dijadikan sebagai kesempatan untuk memberi, bukan berharap pemberian dari orang lain.

Jika sebuah pesta hanya akan berlangsung beberapa jam saja, tidakkah lebih baik menyiapkan sekian tahun yang akan kalian lewati bersama?

Sebuah pesta pernikahan biasanya hanya akan berlangsung beberapa jam saja, meskipun persiapannya seringkali butuh waktu berbulan-bulan. Sepertinya tidak bijaksana jika kita mencurahkan semua waktu dan tenaga demi hal itu, atau bahkan mengorbankan tabungan demi keinginan itu.

Sementara, perihal tahun-tahun ke depan yang akan dilewati bersama pasangan justru luput dari perhatian. Apakah kita sudah benar-benar siap menjalani sebuah kehidupan rumah tangga? Apakah siap jika sebentar lagi menyandang gelar sebagai ayah atau ibu? Bagaimana perihal mengurus anak dan mencukupkan kebutuhannya?

Yang pasti, banyak hal yang sebenarnya lebih penting untuk dipikirkan daripada sekadar keinginan untuk menggelar pesta mewah nan megah. Jangan berbangga jika bisa menggelar pesta resepsi yang mewah, tapi berbanggalah saat bisa mendampingi pasanganmu hingga di hari tua dan membangun keluarga yang bahagia.