Mereka menggabungkan diri dalam gerakan #hijabuppropet dan memajang foto berhijabnya di Twitter dan Instagram.
Seorang muslimah hamil menjadi korban serangan di kawasan suburban Farsta, Swedia. Insiden itu terjadi Jumat pekan lalu.
Juru bicara kepolisian setempat Ulf Hoffman mengatakan, seorang pria membenturkan kepala wanita itu ke mobil sembari berteriak. Hoffman meyakini penyerangan itu didasari motif agama.
Insiden ini memicu sebagian kaum wanita di Swedia membuat gerakan #hijabuppropet. Mereka mengenakan hijab, meski bukan muslim, lalu memajang foto mereka di media sosial Twitter dan Instagram.
Penyiar televisi Swedia Gina Dirawi dan politisi Veronica Palm merupakan dua orang dari sekian banyak wanita yang memutuskan bergabung dengan gerakan itu. Mereka ingin menunjukkan rasa solidaritas mereka kepada para korban penyerangan.
Pimpinan Green Party, Asa Romson ingin membuat perubahan lebih jauh melalui gambar profilnya di Twitter. Dia mendukung gerakan tersebut.
"Risiko dipukuli dan didiskriminasi atas pilihan mereka dalam berpakaian, menjadi kehidupan sehari-hari yang dialami banyak wanita Swedia pada 2013," tulis Romson.
Penggagas gerakan ini, Foujan Rouzbeh dan Nabila Abdul Fattah menulis opini berapi-api mengenai hak para muslimah mendapatkan perlindungan. Mereka juga mendesak Menteri Kehakiman Swedia Beatrice Ask untuk segera bertindak memastikan hak muslimah Swedia mendapatkan jaminan keamanan dan kebebasan beragama.
(Sumber: viralwomen.com)