Bagi orangtua, anak meruakan harta yang paling berharga yang pernah anda. Oleh karena itulah semua orang rela melakukan apapun demi kebahagiaan anak-anaknya. Rela berkorban dan rela menderita merupakan sala satu bukti cinta dan kasih rang tua kepada anak-anaknya. Meskipun mereka harus meninggalkan semua kebiasaan yang selama ini selalu mereka lakukan, meninggalkan pekerjaan, meninggalkan teman-temannya, bahkan rela mengurung diri selamanya pun rela mereka lakukan jika semuanya itu bisa membahagiakan anaknya dan menyelamatkan nyawa anak yang dicintainya. Dan hal tersebut merupakan keputusan yang diambil oleh pasangan suami istri yakni Cara dan Gleen O'Neill beserta kedua anak mereka yakni Beckham dan Eliza. Seperti yang diceritakan di redbookmag.com mereka berdua memutuskan untuk mengurung diri mereka dari dunia luar selama 454 hari, bahkan masih berlanjut sampai saat ini.
Pada Juli tahun 2013 silam, ketika Eliza sang anak yang masih berusia 3,5 tahun, ia didiagnosa menderita sebua penyakit yang disebut dengan Sanfilippo syndrome, tipe A. Penyakit tersebut merupakan sebuah gangguan genetik yang menyerang otak. Penyakit tersebut membuat seorang yang menderitanya kehilangan kemampuan dalam berbicara, bahkan juga bisa membuat penderitanya tidak bisa berjalan bahkan makan. Diprediksi saat usia Eliza mencapai 10 tahun, ia sudah harus menggunakan kursi roda, akan sering kejang, dan harus membutuhkan perawatan yang intensif.
Cara dan Glenn berharap bahwa mereka bisa segera mungkin menyembuhkan penyakit yang menyerang putri yang dicintai mereka. Karena keinginannya tersebutlah, mereka memutuskan untuk melakukan terapi khusus. Terapi yang dimaksud merupakan percobaan yang sudah diuji, dan hasilnya pun sangat bagus pada percobaan yang dilakukan terhadap hewan. Itulah yang dipaparkan oleh Cara yang juga merupakan seorang dokter spesialis anak. Terapi tersebut caranya yaitu dengan menyuntikan sebuah virus, tetapi virus tersebut tidak berbahaya, sehingga dengan begitu gen pun bisa masuk ke otak. Gen tersebut akan membantuk sebuah enzim yang tidak dimliki oleh penderita, serta mampu membersihkan racun atau kotoran lainnya pada sel karena si penderita tidak memiliki enzim yang bertugas untuk memcu racun dan kotoran yang ada tersebut.
Terapi percobaan tersebut tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dimana biaya yang dibutuhkan kurang lebih sekitar $2,5 juta atau kurang lebih sekitar 34,4 miliar rupiah, dimana uang sebanyak itu hanya untuk membeli obat dan terapi. Untuk menutupi biaya sebanyak itu, Cara dan Glenn dibantuk oleh sebuah program amal GoFUndMe serta The Sanfilippo Foundation. Selain itu, ada beberapa syarat lainnya yang harus dipenuhi agar Eliza bisa menjalani terapi tersebut.
Mengurung Diri Merupakan Cara Terbaik
Sebelaum melakukan terapi percobaan, Eliza bocah malang tersebut harus memenuhi beberapa persayaratan. Persayaratan yang paling utama yaitu, ia tidak boleh memiliki antibodi virus yang akan disuntikan ke tubuhnya. Karena apabila ia memiliki antibodi tersebut, maka hal yang akan terjadi yaitu sitem kekebalan tubuhnya akan menyerang virus yang akan disuntikan tersebut, serta akan membuhun virus sebelum virus tersebut bekerja melakukan tugasnya.
Karena hal tersebutlah, Cara dan Glenn harus mengambil sebuah keputusan besar dalam hidup meraka. Glenn pada sata itu memilih untuk bekerja di rumah, sementara itu Cara memilih untuk berhenti dari pekerjaannya, karena pada saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk bersentuhan dengan lingkungan yang ramai. " Kami tahu bahwa kami tidak boleh mengambil resiko, karena penyakit yang menyerang Eliza tersebut akan berkembang sangat cepat, dan terapi percobaan ini merupakan satu-satunya cara agar bisa menyelamatkan nyawanya", tutur Cara.
Beruntungnya, isolasi ini tidak harus menuntut mereka untuk mengurung diri selama 24 jam di rumah. Mereka semua masih bisa keluar rumah dan mengunjungi beberapa tempat tertentu asalkan tempat yang mereka kunjungi jauh dari keramaian. Oleh karena itulah ketika pergi keluar pun mereka hanya akan mengunjungi sebuah taman terbuka atau tempat pendakian, agar anak-anak mereka bisa menghirup udara yang segar, berolahraga, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup. Meskipun pada kenyataannya apa yang dilakukan mereka juga sangat beresiko.
"Kami memang masih pergi keluar, tetapi kami hanya pergi ke tempat-tempat tertentu yang tidak dikunjungi oleh orang-orang pada umumnya, hal tersebut kami lakukan agar Eliza tidak terkena virus AAV9 yang saat ini kami hindari," jelas Glenn sang ayah. " Kami menghindari dan tidak mendatangi tempat bermain anak-anak, karena virus tersebut bisa bertahan disatu tempat dalam waktu yang lama. Ketka kami mendaki, kami tidak duduk dibangku taman yang disediakan. Dan biasanya kami hanya berjalan-jalan di tengah hutan", tambahnya.
Agar dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari, mereka selalu mendapatkan bantuan dari keluarga dan teman-temannya. Ibu Cara akan mengirimkan bahan-bahan makanan sekitar dua kali dalam semingggu. Sedangkan untuk urusan dengan bank, pegiriman barang, dan lain sebagainya, mereka dibantu oleh teman-teman mereka. Sedangkan jika ada tamu datang ke rumah seperti misalkan terapis atau guru yang mengajar Beckham anak laki-laki mereka, maka mereka semua harus menggunakan pakaian khusus, sarung tangan, masker, dan penutup rambut sebelum akhirnya bisa masuk ke dalam rumah. Keadaan tersebut memanglah tidak mudah, namun mereka semua harus bisa melakukan itu semua demi Eliza.
Meskipun Tidak Mudah, Tetapi Kami Semua Harus Bisa Melaluinya
Apa yang dilakukan oleh mereka merupakan perubahan besar yang harus mereka alami, terutama untuk Beckham yang masih berusia 8 tahun. "Hal ini tentunya bukanlah hal wajar yang seharusnya terjadi, bukan berarti juga kami suka melakukan ini. Namun untungnya Beckham sangat menerima keadaan kami dengan baik, dan kami sekeluarga tetap berusaha untuk menikmati keadaan ini", tutur Cara. "Ini merupakan kehidupan yang berbeda dari biasanya, namun kami semua harus melaluinya. Memang tidak ada garansi yang menjamin bahwa percobaan tersebut akan berhasil. Tetapi jika itu merupakan cara satu-satunya untuk menyelamatkan Eliza, tentunya akan kami lakukan," tambah Glenn.
Penyakit yang diderita Eliza yang mulai berkembang membuat ia lupa akan kata-kata yang telah ia kenal selama ini, bahkan ia pun sulit untuk menyusun kalimat. Sambil mereka semua berharap bahwa terapi percobaan ini bisa segara dilakukan, mereka memanfatakan waktu yang mereka miliki bersama Eliza dengan sebaik mungkin. Mereka juga bahkan menuliskan kalimat-kalimat yang dikatakan oleh Eliza putri mereka agar mereka tidak melupakan hal itu semua.
"Ada banyak waktu yang sangat berharga, banyak cinta, dan banyak tawa yang bisa kami semua nikmati bersama-sama sebagai keluarga. Kami semua akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan Eliza," Glenn mengakhiri.
"Ada banyak waktu yang sangat berharga, banyak cinta, dan banyak tawa yang bisa kami semua nikmati bersama-sama sebagai keluarga. Kami semua akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan Eliza," Glenn mengakhiri.
Tidak akan ada cinta di dunia ini yang akan mengalahkan cinta dari kedua orangtua kepada anaknya. Dan pernyataan tersebut telah terbukti dari kisah di atas. Oleh sebab itulah, kita sebagai anak harus bisa berbakti kepada orangtua kita masing-masing.