Jangan Biarkan Anak Alami Konflik Emosional, Jangan Pukul Anak



Seorang peneliti kemampuan kognitif dan penulis Good Thinking: Seven Powerful Ideas that Influence the Way We Think , Dennis Cummins Ph.D., mengatakan bahwa beberapa waktu lalu diberitakan efek negatif membesarkan anak dengan pukulan.

Efek negatif tersebut adalah mengajarkan anak bahwa kekerasan bisa menyelesaikan masalah, orangtua yang suka memukul semakin tidak memiliki pengendalian diri, dan merusak komunikasi serta hubungan dengan anak secara jangka panjang.

Kemudian, sebuah analisa klinis yang dipublikasikan dalam jurnal The Journal of Family Psychology, pada 7 April 2016 silam, mengembangkan kajian mengenai dampak pukulan pada perkembangan emosional dan kepercayaan diri. Penelitian itu menyimpulkan meta-analisis selama 50 tahun terhadap lebih kurang 160.000 responden anak.

Penelitian tersebut digagas oleh Dr Elizabeth Gershoff, Associate Professor dari Human Development di University of Texas, dan Dr Andrew Grogan-Kaylor, Associatte Professor of Social Work di University of Michigan.

Hasil penelitian merangkum bahwa anak yang terbiasa dipukul menderita masalah emosional yang buruk.

“Dampak pukulan pada anak memperlihatkan persamaan dengan dampak dari kekerasan di usia dini. Pukulan tidak mengajarkan disiplin seperti yang diinginkan orangtua,” jelas Dr Grogan-Kaylor dan Dr Gershoff.

Beberapa  daftar dampak buruk pukulan pada anak adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman moral soal lingkungan sekitar yang rendah
2. Agresif
3. Perilaku antisosial
4. Masalah dalam sosialisasi
5. Masalah kesehatan
6. Hubungan orangtua-anak yang buruk dan cidera dalam jangka panjang
7. Kemampuan kognitif tidak baik
8. Rasa percaya diri yang rendah
9. Meneruskan kekerasan dan pukulan saat si anak memiliki keturunan
10. Kestabilan emosi anak rusak karena merasa menjadi korban kekerasan.

(Sumber:http://female.kompas.com/read/2016/05/01/170100320/Jangan.Pukul.Anak.Jangan.Biarkan.Anak.Alami.Konflik.Emosional.)